Rabu, 26 September 2007
Ultraman Gaia Keren!!!
Soundtracknya juga keren
Paus Gembira Atas Dibukannya Penyelidikan Untuk Beatifikasi Kardinal Asal Vietnam
Oleh Gerard O'Connell, Koresponden Khusus di Roma
ROMA (UCAN) -- Paus Benediktus XVI mengungkapkan "kegembiraan yang dalam" atas berita tentang dimulainya penyelidikan secara resmi untuk beatifikasi Francis Xavier Kardinal Nguyen Van Thuan asal Vietnam
Penyelidikan itu dimulai 16 September, peringatan lima tahun kematian kardinal itu, di Gereja Santa Maria della Scala, gereja di Roma tempat tugasnya ketika dia diangkat menjadi kardinal.
Kardinal Thuan delapan tahun terakhir dalam hidupnya di Roma dan bertugas sebagai ketua Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian dari tahun 1998 hingga kematiannya karena kanker di usia 74 tahun pada tahun 2002. Sebelumnya, dia menghabiskan 13 tahun dalam tahanan dengan kondisi yang sangat memilukan di tanah airnya, Vietnam.
Renato Kardinal Martino, ketua dewan kepausan itu sekarang ini, memimpin dan berkotbah dalam Misa 16 September yang dihadiri oleh para uskup, klerus, religius, dan umat awam asal Vietnam. Kardinal Martino menunjuk seorang perempuan pakar hukum kanonik, Silvia Monica Correale, sebagai postulator untuk penyelidikan itu agar mendiang prelatus itu akhirnya bisa dinyatakan sebagai beato dan kemudian santo.
Paus Benediktus XVI, yang mengenal baik Kardinal Thuan di Vatikan, memuji kardinal asal Vietnam itu sebagai seorang "nabi pengharapan Kristen satu-satunya" ketika paus menerima para anggota dewan kepausan itu di Castel Gandolfo, tempat kediaman musim panas paus, pada 16 September.
Para anggota dari Cardinal Van Thuan International Observatory untuk penyebarluasan ajaran sosial Gereja juga hadir dalam audiensi itu, bersama dengan keluarga dan sahabat mendiang kardinal itu.
Paus bercerita tentang “kehangatan hati yang terbuka dan sederhana,” “kemampuan untuk dialog dan akrab dengan setiap orang,” dan “komitmennya yang berkobar-kobar untuk menyebarkan ajaran sosial Gereja di antara orang miskin dunia” dari Kardinal Van Thuan, demikian sebuah siaran pers Vatikan.
Paus berbicara tentang “visi-visi agung, penuh pengharapan” dari prelatus Vietnam itu, dan “kerinduannya untuk mewartakan Injil di benua asalnya, Asia” serta "keterampilannya dalam mengorganisasi kegiatan-kegiatan cinta kasih dan peningkatan kemanusiaan yang dia prakarsai dan dukung di banyak tempat yang jauh di muka bumi ini.”
Kardinal Van Thuan "hidup dalam pengharapan, dan dia menyebar hal itu kepada siapapun yang ditemuinya," kata Paus Benediktus. "Pengharapan itulah yang menyelamatkannya ketika dia sebagai uskup diasingkan selama 13 tahun dari umat keuskupannya; pengharapan itulah membantunya untuk melihat, dalam absurditas berbagai peristiwa yang menimpanya (dia tak pernah diajukan ke pengadilan selama dipenjarakan sedemikian lama), suatu rencana penyelenggaraan Ilahi dari Allah."
Dilahirkan di Hue, ibukota imperial Vietnam, pada 17 April 1928, dia masuk seminari menengah An Ninh tahun 1941 dan ditahbiskan imam 1953. Setelah enam tahun melanjutkan studi di Roma, tahun 1959 dia menjadi staf pengajar dan kemudian rektor seminari menengah Hoan Thien di Keuskupan Agung Hue, dan serempak bertugas sebagai vikaris jenderal keuskupan agung itu. Menurut data Gereja lokal, dia memegang jabatan ganda itu sampai tahun 1967, ketika Paus Paulus VI mengangkatnya sebagai uskup Nha Trang.
Tujuh hari sebelum Vietnam Selatan jatuh ke tangan komunis dari Vietnam Utara pada 30 April 1975, ia dijadikan uskup agung koajutor untuk Keuskupan Agung Saigon. Pamannya yaitu Uskup Agung Ngo Dinh Thuc pernah memimpin Keuskupan Agung Hue. Paman itu adalah saudara dari Presiden Vietnam Selatan Ngo Dinh Diem. Pembunuhan pamannya tahun 1963 itu membuat Amerika Serikat mengintensifkan keterlibatannya dalam Perang Vietnam.
Pemerintah komunis menolak pengangkatannya itu dan memenjarakannya selama 13 tahun. Dalam masa itu, sembilan tahun dia disekap dalam kamar tersendiri. Tahun 1988 dia dibebaskan dan diijinkan pergi ke luar negeri tahun 1991. Ketika berada di luar negeri, dia dilarang untuk kembali ke Vietnam.
Tahun 1994, Paus Yohanes Paulus II memanggilnya ke Roma. Mendiang paus itu sangat menghormatinya. Selain mempromosikan dia sebagai prelatus Vietnam pertama yang memangku jabatan tinggi di Vatikan, paus juga memintanya untuk memberi retret Prapaskah untuk Kuria Roma tahun 2000. Pada 21 Februari 2001, Paus Yohanes Paulus menjadikannya seorang kardinal.
Umat Katolik Vietnam di Roma sangat bersukacita ketika proses beatifikasi itu dibuka. Salah satu dari mereka yang mengenal kardinal itu dengan baik adalah Pastor Joseph Doan Nguyen Cong, provinsial Yesuit di Vietnam dari April 1975 sampai 1981, ketika dia dipenjarakan selama 9 tahun. “Semua orang bahagia, bahkan paus, yang mengenalnya dengan baik sekali. Saya sangat bangga akan hal ini, seperti halnya umat Katolik Vietnam lainnya," kata imam itu kepada UCA News di Roma.
"Bila proses itu berakhir, dia akan dibeatifikasi dan dikanonisasi," kata Pastor Doan, "kemudian sebagai tambahan untuk banyak martir kita, kita juga akan memiliki pengaku iman pertama asal Vietnam."
Diambil dari Mirifica
Aku sangat senang mendengar berita ini. Aku pernah membaca dua publikasi dari beliau yang satu merupakan kumpulan catatan pendek surat pastoralnya yang ditulis bagi umat keuskupan beliau semasa ia berada dalam tahanan (The Road of Hope), dan satu lagi berupa kumpulan meditasi yang ditulisnya saat ia membimbing retret untuk para anggota Kuria Roma (Testimony of Hope). Kedua buku ini merupakan salah satu buku rohani terbaik yang pernah kubaca, dan kedua buku ini juga tersedia dalam bahasa indonesia dengan judul "Jalan Pengharapan" dan "Kesaksian Pengharapan" (dan yang aku baca adalah terjemahan indonesianya). Bagaimanapun kedua buku, dan aku rasa berlaku untuk karya beliau yang lain termasuk kategori patut dibaca
Jumat, 21 September 2007
St. Matthew's Day...my birthday
Injil Matius ditulis dalam suasana ke-yahudi-an yang kuat, kita bisa memperkirakan bahwa pembaca asli Matius adalah komunitas Kristen yang mayoritasnya adalah keturunan yahudi. Dalam tulisan Matius, Yesus pertama-tama digambarkan sebagai Mesias, keturunan Daud. Meskipun gelar Mesias yang di-translate ke bahasa yunani menjadi Christos kemudian sangat umum dipakai oleh komunitas kristen secara umum, harus diakui juga bahwa penggunaan istilah itu seringkali kehilangan "greget"nya sehingga nama Kristus mudah saja digandengkan dengan Yesus sehingga tampak seolah-olah sebagai nama pribadiNya.
Injil Matius juga sering disebut sebagai "injil gereja" karena dalam keempat injil hanya Matius lah yang menaruh perhatian besar pada kehadiran ecclesia (gereja). Matius secara eksplisit menyebutkan bahwa Yesus mendirikan Gereja diatas kefas, dan kefas itu juga Ia serahi kunci kerajaan surga (Mat 16:16-19).
Kisah pemberian kunci memiliki latar belakangnya pada perjanjian lama, yaitu dalam kisah pengangkatan Elyakim bin Hilkia menjadi "perdana menteri" Yehuda (Yes 22:20-23), dengan cara memberi Kefas kunci kerajaan surga kiranya jelas bahwa Yesus ingin menjadikan Kefas sebagai perdana menteri dalam kerajaanNya.
Teks kedua tentang Gereja muncul di bab 18 dimana Gereja digambarkan sebagai suatu komunitas yang nyata (visible), memiliki tata tertib, dan memiliki hak untuk menghukum atau mengucilkan anggota-anggotanya yang bandel dan tidak bisa diatur. Bahkan mereka yang menentang Gereja langsung disamakan statusnya dengan orang kafir (Mat 18:17).
Juga kedua teks yang menyangkut Gereja langsung diakhiri dengan pernyataan yang tegas mengenai otoritas yang dipegang oleh para Rasul: "Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga" (Mat 16:19 18:18). Penegasan mengenai kuasa para Rasul dengan cara se-eksplisit ini saya kira adalah satu ciri khas Matius.
Teks-teks Matius kiranya memberi kita suatu pandangan yang agak luas tentang hierarki dan keadaan jemaat perdana khususnya dalam komunitas yang dibina oleh Matius atau yang merupakan pembaca asli tulisannya ini.
Bagi saya sendiri, gambaran Matius tentang Yesus dan Gereja rasanya amat dominan dalam membentuk iman pribadi saya. Injil ini merupakan salah satu buku favorit saya dalam Kitab Suci