Yupz..hari ulangtahunku bertepatan dengan pesta St. Matius Rasul dan Pengarang Injil. Mungkin orang mengatakannya kebetulan, tapi bagiku ini namanya providentia Dei (Penyelenggaraan Ilahi).
Injil Matius ditulis dalam suasana ke-yahudi-an yang kuat, kita bisa memperkirakan bahwa pembaca asli Matius adalah komunitas Kristen yang mayoritasnya adalah keturunan yahudi. Dalam tulisan Matius, Yesus pertama-tama digambarkan sebagai Mesias, keturunan Daud. Meskipun gelar Mesias yang di-translate ke bahasa yunani menjadi Christos kemudian sangat umum dipakai oleh komunitas kristen secara umum, harus diakui juga bahwa penggunaan istilah itu seringkali kehilangan "greget"nya sehingga nama Kristus mudah saja digandengkan dengan Yesus sehingga tampak seolah-olah sebagai nama pribadiNya.
Injil Matius juga sering disebut sebagai "injil gereja" karena dalam keempat injil hanya Matius lah yang menaruh perhatian besar pada kehadiran ecclesia (gereja). Matius secara eksplisit menyebutkan bahwa Yesus mendirikan Gereja diatas kefas, dan kefas itu juga Ia serahi kunci kerajaan surga (Mat 16:16-19).
Kisah pemberian kunci memiliki latar belakangnya pada perjanjian lama, yaitu dalam kisah pengangkatan Elyakim bin Hilkia menjadi "perdana menteri" Yehuda (Yes 22:20-23), dengan cara memberi Kefas kunci kerajaan surga kiranya jelas bahwa Yesus ingin menjadikan Kefas sebagai perdana menteri dalam kerajaanNya.
Teks kedua tentang Gereja muncul di bab 18 dimana Gereja digambarkan sebagai suatu komunitas yang nyata (visible), memiliki tata tertib, dan memiliki hak untuk menghukum atau mengucilkan anggota-anggotanya yang bandel dan tidak bisa diatur. Bahkan mereka yang menentang Gereja langsung disamakan statusnya dengan orang kafir (Mat 18:17).
Juga kedua teks yang menyangkut Gereja langsung diakhiri dengan pernyataan yang tegas mengenai otoritas yang dipegang oleh para Rasul: "Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga" (Mat 16:19 18:18). Penegasan mengenai kuasa para Rasul dengan cara se-eksplisit ini saya kira adalah satu ciri khas Matius.
Teks-teks Matius kiranya memberi kita suatu pandangan yang agak luas tentang hierarki dan keadaan jemaat perdana khususnya dalam komunitas yang dibina oleh Matius atau yang merupakan pembaca asli tulisannya ini.
Bagi saya sendiri, gambaran Matius tentang Yesus dan Gereja rasanya amat dominan dalam membentuk iman pribadi saya. Injil ini merupakan salah satu buku favorit saya dalam Kitab Suci
Jumat, 21 September 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar